Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya bercerita tentang ironisnya penggunaan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak tepat sasaran.
Hanung mengatakan, di kota Jakarta banyak eksekutif perusahaan asing dan pekerja di badan internasional yang masih menggunakan BBM PSO (subsidi). Menurut Hanung, mereka mempunyai lebih dari satu mobil yaitu satu mobil mewah dan satu mobil pribadi biasa untuk digunakan Sabtu dan Minggu.
"Bapaknya pakai Accord atau Alphard, anaknya minimal pake Innova," kata Hanung, saat mengunjungi Depo BBM Plumpang, Jakarta Jumat (28/12/2012).
Hanung mengungkapkan, jika saat liburan akhir pekan, eksekutif tersebut tidak menggunakan mobil mewahnya, tetapi mengunakan mobil yang sederhana agar bisa menggunakan BBM bersubsidi. Padahal, konsumsi BBM mereka minimal 40 liter atau sekira Rp6 juta per bulan.
"Orang ini enggak pakai mobil bagus, setahu saya dia pakai Innova, pakai BBM bersubsidi, itu sebuah ironi," jelas Hanung.
Hanung membandingkan dengan petani yang tidak memiliki mobil dan motor dan hanya satu bulan sekali ke kota naik mobil umum dan hanya menggunakan subsidi sebesar Rp20 ribu per bulan. Karena itu, dirinya sepakat dengan pemerintah bahwa 77 persen pengguna BBM bersubsidi adalah kalangan orang mampu.
"Sebuah ironi, seorang petani pakai subsidi Rp20 ribu per bulan, sedangkan orang kaya Rp6 juta per bulan," tandasnya. | okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar