Edward Snowden, Sang Pemicu Perang Dingin Jilid Dua - Pernah ada masanya ketika hubungan antara negara Rusia dan Amerika Serikat mengalami ketegangan usai Perang Dunia Kedua. Rusia yang ketika itu masih bernama Uni Soviet menjadi lawan tanding Amerika dalam berbagai hal terutama kemampuan militer dan teknologi. Meski di permukaan perang dunia telah usai namun yang sebenarnya terjadi adalah Perang Dingin tengah berlangsung antara kedua negara itu.
Perang Dingin yang dimaksud adalah perang antar kemampuan intelijen kedua negara untuk saling melemahkan lawan. Intelijen versus kontra intelijen.
Munculnya kasus mantan anggota intelijen Amerika CIA (dinas rahasia luar negeri) Edward Snowden yang membocorkan rahasia Badan Keamanan Amerika (NSA) dan kini dilaporkan berada di Rusia, membuat Presiden Barack Hussein Obama berkomentar soal Perang Dingin itu, seperti dilansir surat kabar the New York Times, Selasa (26/6).
Amerika menginginkan Edward Snowden diekstradisi dari Hong Kong, tempat dia bersembunyi selama beberapa pekan usai membocorkan rahasia itu kepada publik. Namun Snowden dilaporkan telah terbang ke Rusia untuk transit di Havana, Kuba, menuju Ekuador.
Dalam pertemuan negara Kelompok 8 pekan lalu Obama mengharapkan hubungan kerja sama di luar cara berpikir ala perang dingin dengan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin membenarkan Snowden masih berada di ruang transit di bandar udara Sheremetyvo di Ibu Kota Moskow. Dia bermaksud terbang menuju Kuba untuk kemudian ke Ekuador guna mendapat suaka di sana.
"Orang itu (Snowden) tampaknya membawa empat komputer jinjing plus sejumlah data dalam perangkat keras dan dia tahu banyak hal," kata Matthew Rojansky, wakil direktur Program Rusia dan Eurasia di Gedung Putih. "Anda tak bisa melewatkan kesempatan semacam itu begitu saja. Anda tidak akan membiarkannya melewati kursi tunggu menuju Kuba."
Putin menyatakan negaranya tidak akan mengekstradisi Edward Snowden ke Amerika. Senada dengan dia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov kemarin mengatakan keinginan Amerika untuk mengekstradisi pembocor rahasia Badan Keamanan Amerika (NSA) Edward Snowden tidak berdasar dan tidak bisa diterima. Dia juga menyebut Rusia tak punya kaitan dengan rencana penerbangan mantan anggota CIA.
Tampaknya penolakan Rusia atas permintaan Amerika itu menandakan Negeri Beruang Merah itu tidak mau didikte Amerika atas kasus melibatkan intelijen. Terlebih lagi Snowden yang masih berada di bandara di Moskow lebih dari satu hari bisa menimbulkan spekulasi Rusia tengah mengorek informasi lebih banyak dari dia atau kedua negara tengah melakukan tawar-menawar soal Snowden. | merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar