Martinus Pata Sambo, Tiap Hari Dipukul dan Dipaksa Mengaku Membunuh - Salah satu anak dari terpidana vonis mati, Ruben Pata Sambo yakni Martinus Pata Sambo ikut hadir dalam pengaduan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) ke Irwasum Mabes Polri.
Dalam kehadirannya tersebut, Martinus kembali membeberkan soal kasus pembunuhan yang menyeret sejumlah nama keluarganya tersebut.
Menurutnya, dalam kasus pembunuhan terhadap keluarga Andarias Pandin dan Martina Labiran di Tana Toraja, Sulawesi Selatan pada Desember 2005, dia, ayah, dan beberapa keluarga lainnya dipaksa mengakui kasus pembunuhan tersebut. Padahal pembunuhan itu hanya dilakukan sepupunya yakni Agustinus Pata.
"Selama saya ditangkap, saya diancam mau dibunuh, saya mengaku tidak membunuh, saya langsung dipukul. Selama di Polres saya tidak pernah didampingi pengacara," ujar Martinus di Mabes Polri, Rabu (26/6/2013).
Menurutnya, dalam pemeriksaan itu, dirinya dan keluarganya tidak pernah didampingi oleh pengacara. Bahkan Martinus selalu mendapat penyiksaan setiap malam untuk mengakui pembunuhan yang tidak pernah dilakukannya beserta ayahnya.
"Saya dipaksa ngaku, katanya sudah ada empat yang mengaku, dan saya sudah tidak bisa mengelaknya," kata Martinus meniru ucapan penyidik.
Meski selalu disiksa untuk mengaku, Martinus tidak pernah mengakui pembunuhan itu hingga akhirnya dirinya tetap dijebloskan ke penjara atas tuduhan pembunuhan.
"Saya dipukuli dan disuruh mengakui. Saya dipaksa mengaku tapi tidak pernah mengaku. Tiap hari saya selalu begitu," imbuhnya.
Menurut investigasi yang dilakukan KontraS tercatat sejumlah kejanggalan dan indikasi rekayasa kasus pembunuhan keluarga Andarias. Kejanggalan terjadi mulai dari penangkapan, pemeriksaan para terpidana. | inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar