Akibat menulis status di jejaring sosial Facebook, Aljalilu Salmadin, 17 tahun, terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya. Guru-guru, terutama Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Galesong Utara, Kabupaten Takalar, berang dengan tulisan bernada menyindir yang di-posting oleh siswa kelas XII IPS tersebut pada akhir Ramadan. Pihak keluarga baru menerima surat keterangan dikeluarkannya Aljalilu dari sekolah pada Senin kemarin.
Sudirman, bapak Aljalilu, tak menerima perlakuan pihak sekolah tersebut. Dia menilai sekolah telah berbuat semena-mena dan tidak adil terhadap putra bungsunya. "Masak hanya menulis di Facebook, anak saya dikeluarkan dari sekolah. Saya mau keadilan," kata Sudirman kepada Tempo, Selasa, 11 September 2012.
Sudirman mengatakan, anaknya memang sempat menulis status di Facebook miliknya sebanyak tiga kali yang semuanya di-posting pada akhir Ramadan lalu. Namun, perbuatan itu disebabkan faktor kejengkelan akibat tidak mendapat respons baik dari pihak sekolah.
Beberapa posting-an Aljalilu itu antara lain, "Mintaki dana untuk acara buka puasa, mereka bilang tidak ada. Tetapi dihabisi juga ayamnya oleh kepala sekolah", "Kalau ada kegiatan ospek jangan minta dana sama siswa karena makanannya dimakan juga oleh pihak sekolah", "55 siswa dalam satu kelas, apakah standar nasional atau standar kandang ayam".
"Dia tulis itu karena marah dan jengkel. Putra saya itu panitia. Malah pada waktu itu, sesampainya di rumah, dia ngomel-ngomel," ujar Sudirman yang sehari-hari bekerja sebagai anggota polisi di Polsek Bajeng, Kabupaten Gowa, itu.
Dia menilai putranya merupakan siswa yang berprestasi. Beberapa bulan lalu Aljalilu mewakili SMA Negeri 1 Galesong Utara ke tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dalam lomba berpidato. Rata-rata nilai di rapornya adalah sembilan. "Saya tidak tahu harus memindahkan ke sekolah mana. Kalaupun dia dipanggil oleh pihak sekolahnya, mustahil kalau mau kembali lagi," kata Sudirman.
Kepala SMA 1 Galesong Utara, Amiruddin, mengatakan surat keputusan dikeluarkannya Aljalilu dari sekolah sudah final dan tidak bisa diganggu-gugat. Dia menilai pelanggaran yang dilakukan sudah sangat fatal. "Ini yang ketiga kalinya. Sebelumnya kami memaklumi dan memberikan kebijakan karena dia merupakan siswa yang memiliki prestasi," Amiruddin berkilah.
Dia membantah jika dikeluarkannya Aljalilu dari sekolah atas inisiatif pribadi pascapemuatan tulisan itu di media sosial. Amiruddin menambahkan, pemecatan Aljalilu itu justru atas laporan dan aduan dari sejumlah guru SMAN 1 Galesong. "Laporan dari guru bukan hanya satu atau dua orang, tetapi banyak. Malah mereka sudah tidak mau lagi mengajar di kelas Aljalilu," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar